Syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah.Umumnya, menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya.
Sementara menurut ar-Raghib al-Asfahaniy, syirik dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 1. Asy-Syirk al-Akbar. Syirik besar yaitu syirik yang terkait dengan keyakinan, seperti meyakini keberadaan Tuhan selain Allah atau menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya dalam aspek ketuhanan. Syirik besar masih terbagi lagi menjadi 4 macam.
1. Islam sebagai way of life: a. Pengertian, Tujuan, Fungsi Islam; b. Sumber Ajaran Islam; b. Ruang Lingkup Ajaran Islam (Tuhan, manusia, alam, penciptaan dan keselamatan); c. Karakteristik Ajaran Islam. Islam sebagai way of lifeIslam adalah jalan hidup yang diturunkan Allah SWT, Dzat yang menciptakan manusia,seluruh alam semesta, dan seluruh
A. Pengertian Syirik Modern. Syirik sebagaimana yang telah kita ketahui adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal rububiyah atau uluhiyah-Nya. Atau dengan kata lain syirik adalah menyekutukan Allah. Sedangkan modern adalah masa dimana kita berada saat ini, dengan berbagai kemajuan di segala bidang.
Pertemuan 9 Syirik dan bahayanya bagi manusia: Pengertian syirik Bentuk-bentuk syirik Penyebab terjadinya syirik pada manusia Tindakan Rasulullah dalam menangkal syirik Pertemuan 10 Syirik Zaman Modern: Pengertian syirik modern Bentuk-bentuk syirik pada masa modern; Cara Menanggulangi Syirik pada masa modern Bahaya syirik bagi kehidupan manusia
Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari huruf ر, ح, س (siin, kha, dan ra), yang secara bahasa bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar. [1] Oleh karenanya kita mengenal istilah ‘ waktu sahur ’ yang memiliki akar kata yang sama, yaitu siin, kha dan ra, yang artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar dan “ remang-remang”.[2]
Dalam masa kepimpinannya, Rasulullah SAW memiliki beberapa sifat yakni siddiq (jujur), amanah (dipercaya) dan fathanah (cerdas). Sifat ini dapat menjadi landasan kriteria pemimpin yang baik. 1. Pemimpin yang Jujur. Rasulullah SAW pernah menegaskan salah satu sahabatnya untuk tidak meminta jabatan, ucapan ini terekam dalam hadis riwayat al-Bukhari:
v9jL1.
tindakan rasul dalam menangkal syirik